Selasa, 08 November 2016

BERMULA DARI BACA


Salam basudara dari Ternate

Sudah sangat lama saya ingin berbagi dengan kawan-kawan yang bergiat di perpustakaan maupun taman baca. Khususnya kawan-kawan yang mengelola taman baca atau sejenisnya yang berada di daerah atau pelosok-pelosok. Sekedar berbagi saja, mengelola atau bergiat di sebuah taman baca/perpustakaan seringkali kita mengalami sejumlah kendala. Tentu saja bagi perpustakaan/taman baca yang sudah mapan tidak ada masalah dengan distribusi buku atau jenis bacaan yang ada di perpustakaan tersebut. Namun minat baca masyarakat menjadi kendala yang terus menurus akan kita hadapi.
Pengalaman saya sebagai pengunjung perpustakaan, menunjukan minat baca masayarakat di sebuah pedasaan tentu saja sangat berbeda dengan dengan perkotaan. Tetapi kita selaku penggiat/pengelola yang berakitifitas di pelosok-pelosok, harus memiliki semangat dan formula baru untuk terus mnghidupkan minat baca pada masayarakat.
Sekedar saran untuk kawan-kawan. Mari kita mulai dari hal-hal kecil.
- Pertama, Membuat buku pengunjung, yang berisi tentang komentar pengunjung perpustakaan/atau taman baca (dievaluasi per bulan)
- Kedua, Membuat buku pinjaman pengunjung, yang berisikan tentang nama/jenis buku yang dipinjam serta batas waktu pengembalian (dievaluasi per bulan)
- Ketiga, Membuat buku pengembalian yang berisi tentang komentar terhadap buku yang dibaca (dievaluasi perbulan)

Dari tiga hal di atas secara sederhana, kita dapat membaca minat masyarakat terhadap bacaan yang ada, sehingga memudahkan bagi pengelola untuk mengevalusi sejauh mana peran perpustakaan/taman baca bagi masyarakat setempat. Membuat buku pengunjung dan Membuat buku pinjaman, secara sederhana sudah banyak dilakukan oleh kawan-kawan pengelola taman baca di Maluku Utara. Namun mebuat buku catatan yang yang berisi tentang komentar terhadap buku yang dibaca masih sangat jarang dilakukan. Meskipun sudah ada yang melakukan namun masih banyak yang belum efektif.
Menyarankan memberi komentar terhadap buku yang dibaca merupakan sebuah upaya untuk mengajak masyarakat sebagai pembaca kritis sekaligus pembaca kreatif. Sebab tanpa komentar atau catatan pembaca kita tidak pernah tahu apakah buku yang dipinjam telah rampung dibaca atau belum. Dan dari komentar-komentar tersebut kita dapat mengetahui sejauh mana minat baca masyarakat, pemahaman terhadap teks tulis, serta buku –buku jenis apa saja yang paling banyak diminati masyarakat setempat.
Selanjutnya untuk memberi stimulan atau rangsangan agar para pengunjung lebih aktif lagi, seyogya pengelola memberikan semacam cendera mata berupa sertifikat atau hadiah berupa buku untuk beberapa kategori. Misalnya kategori pengunjung terajin (kategori umum/mahasiswa/pelajar/anak), Pemabaca paling kritis, (kategori umum/mahasiswa/pelajar/anak), pembaca sastra, (kategori umum/mahasiswa/pelajar/anak). Pemberian cendera mata tersebut kita bisa melakukan setahun 2 kali atau setahun sekali sesuai aktifitas masyarakat.
Untuk kategori terakhir, pembaca satra. Secara sederhana kita bisa mulai melanjut ke tahap berikut, yakni mengajak para pembaca sastra untuk , melisankan dongeng, prosa,puisi, pertujukan taeater dan sebagiannya, yang dilakukan setiap tiga bulan sekali. Sehingga aktifitas baca manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar sebagai seni pertunjukan (tontonan sekaligus tuntunan). Sebab dengan demikian kita bisa bersama-sama masyarakat, pemuda dan anak-anak serta pihak terkait, lebur dalam aktifitas berkesenian yang bermula dari aktifitas membaca. Tentu saja aktivitas tersebut tidak selalu bermula dari perpustakaan atau taman baca, namun ini sekedar berbagi dengan kawan-kawan pengelola taman baca agar tidak terlalu jenuh dengan aktifitas baca yang biasannya terkesan serius.
Selanjutnya, tidak menuntup kemungkinan para pembaca yang baik ingin merambah ke dunia tulis menulis. Sebagai pengelola perpustakaan, sebaiknya juga peka dengan hal tersebut, untuk mengadakan workshop/bengkel penulisan setiap enam bulan sekali. Jika hal tersebut dilakukan, bukan tidak mungkin akan lahir penulis-penulis sastra besar dari bumi Bumi Maluku Utara, seperti, Nukila Amal,Gufran Ali Ibrahim,Sofyan daud, Zainudin M. Arie, Dino Umahuk dan yang lainya.
Sebenarnya masih banyak yang ingin saya tulis, tapi untuk sementara saya cukupkan dulu…semoga ini bermanfaat. Jika tidak abaikan saja.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar