Kamis, 03 November 2016

Kumpulan Pantun, Puisi dan Drama Wiwik Sriwiningsih



Pantun
Wiwik Sriwiningsih




(1)
Burung baikole berteger di ranting
Dahannya kering Rantingnya patah
Jadilah remaja yang tahan banting
Kelak dewasa tak mudah menyerah
(2)
Burung bidadari di halamahera
Burung goheba berkepala dua
Jadilah pemuda yang berbudaya
Menjaga selalu kebersihan kota
(3)
Daun pisang hijau warnanya
Begitu pula buah mudanya
Sungguh indah bulan puasa
Jika kita tahu hikmahnya
(4)
Pulau tidore dekat maitara
Tide-tide dari Halmahera utara
lestarikan adat dan budaya
Wariskan pada anak cucu kita
(5)
Makan pinang dibelah dua
Ambil isinya buang kulitnya
Belajarlah segala budaya
Petiklah hikmah dan kebaikanya
(6)
Ikan woku
Kasbi rebus
Jangan ragu
Cintaku tulus
(7)
Makan durian di pinggir pantai
Jangan lupa menggosok gigi
Kalau teman yang baik budi
Tak pernah iri hati
(8)
Danau tolire berwarna hijau
Sulamadaha tempat wisata
Sudah pasti engkau terpukau
Dengan Ternate kota wisata
(9)
Ikan tuna garo rica
Ikan tude woku balanga
Meski kita duduk bersama
Belum juga tahu nama
(10)
Kora-kora kapal perang
Katinting perahu Maluku utara
Sudah cukup kita beradu parang
Sebab kita semua bersudara
(11)
Cala ibi terbang tinggi
Terlalu tinggi jatuh ke bumi
Jagalah negeri dari korupsi
Pelaku korusi tembaklah mati
(12)
pohon kenari tumbuh di kayoa
ikan tuna di laut Halmahera
mari kita menjaga semesta
membuang sampah pada tempatnya
(13)
pohon cengkih pohon pala
rempah-rempah Maluku utara
jadikan obat penawar luka
mari pelajari khasiat dan manfaatnya
(14
buah pala jatuh ke tanah
tumbuh subur lebat buahnya
anak yang patuh pasti amanah
karena didikan orang tuanya
(15)
buah jambu isinya merah
isinya putih buah kelapa
jangan mudah kita meyerah
jika usaha belum seberapa
(16)
kelapa muda manis rasanya
kelapa tua banyak santanya
pemuda yang berbudaya
pastilah hormat pada orang tua
(17)
buah semangka bulat bentuknya
buah kenari keras kulitnya
seorang pemuda yang bulat tekadnya
sudah pasti keras kerjanya.
(18)
Pisang epe dari Makassar
Pisang mulu bebe dari malut
Orang berilmu tidak akan kesasar
Orang berani pantang takut
(19)
Ikan bakar dabudabu colo
Nasi jaha dari beras pulo
Jangan lupakan adat joko molo
Begitu juga dolo bololo
(20)
Benteng kalamata di selatan kota
Benteng toluko di sebelah utara
Mari kita menata kota
Jadikan ternate kota budaya
(21)
Tualalipa di atas kepala
Penutup kepala rakyat biasa
Jika raja telah tiada
Putra mahkota adalah penerusnya.
(22)
Beli sagu di pasar gamalama
Jangan lupa membeli ikan
Kalau membujang terlalu lama
Nanti susah dapat pasangan
(23)
Ikan Tuna ikan sorihi
Tidak bisa hidup di kali
Jangan suka ingkar janji
Setiap janji harus ditepati
(24)
Koloncucu jalan dara
Ke utara kelurahan siko
Mari kita pelajari bersama
Sastra kita dolobololo
(25)
Pergi ke sofifi naik kapal feri
Pergi ke pasar membeli rempah
Kalau bangun di subuh hari
Insyallah banyak berkah
(26)
Telur ikan ditutup tudung saji
Di santap dua anak kecil
Sejak kecil belajar mengaji
Akan terhindar dari sifat bakhil
(28)
Petik kelapa di bikin kopra
Bikin kopra di tanah merah
Setiap orang yang baik amalnya
Sudah pasti rajin ibadah
(29)
Rumput laut tumbuh di laut
Laut biru pastilah dalam
Jangan dulu pergi melalut
Jika awan terlihat kelam
(30)
Kebun cengkih di kaki gunung
Bersanding hijau dengan kebun pala
Janganlah engaku berwajah murung
Murung itu tiada gunanya
(31)
Jantung pisang dalam balanga
Jadi satu dengan bunga papaya
Kalau cinta sudah di depan mata
Nyatakan segera jangan ditunda
(32)
Buah apel tumbuh di malang
Buah durian harum baunya
Kota ternate kota majang
Punya gunung bernama Gamalama
(33)
Perahu kora-kora perahu Maluku utara
di Halmahera ada Pulau kayoa
kalau mengaku pemuda Maluku utara
pasti pandai menari soya-soya
(34)
aer goraka pisang goreng
disantap di sore hari
cantik-cantik penari ronggeng
lebih cantik isteri sendiri
(35)

gunung halbar gamkonora
setiap lomba ada juara
tidak juara tidak mengapa
juara satu lanjutkan lomba
(36)
pergi ke kayoa naik kapal kayu
jangan lupa membeli sagu
seorang pemuda yang meminangku
haruslah orang yang berilmu
(37)
kayu soki tumbuh di pantai
pantainya bersih putih pasirnya
nona baju putih di pinggir pantai
boleh kutahu siapa namanya
(38)
tanam batata di tanah merah
tumbuh subur harum rempah
dahulu kala kita dijajah
kita merdeka pantanng menyerah
(39)

bubur manado panas-panas
ngafi garo rica rasanya pedas
tuntutlah ilmu janganlah malas
malas sekolah tak naik kelas
(40)
serumpun rumput dari rimba belantara
sebotol air dari telaga
joko kaha adat moloku kie raha
cara menyambut tamu di Maluku utara
(41)
coka iba topeng setan
warisan dari seorang sultan
seorang nabi utusan tuhan
nabi Muhammad panutan semua insan
(42)
tagi kie adat tidore
ambil air di kie matubu
kalau sampai di pulau tidore
jangan lupa mendaki kie matubu
(43)
pulau zum-zum di morotai
tempat nakamura bersebunyi
searang gadis senyum sendiri
pastilah dia jatuh hati
(44)
burung goheba mengangkat batu
batu terjatuh di pulau maitara
jangan bilang anak kepala batu
sebab ucapan doa orang tua








Puisi
Wiwik Sriwiningsih





TERNATE DAN LEGU GAM
Adalah Ternate, setitik dalam peta
Berabad-abad lalu dan kini adalah kisah
Konon sejarah tak pernah ditulis, jika Ternate tak pernah ada
Ternate adalah kita, yang berjabat tangan dan pernah berseteru panjang
Ternate adalah Maluku Utara yang satu dalam Moloku Kieraha

Kita membaca kisah, mengeja separuh sejarah
Kita pernah wangi dan harum rempah hingga berdarah dan dijajah
Kita pelanjut langkah yang mestinya meniti arah
Sejarah seharusnya membuat kita tergugah, agar tidak terperangkap amarah

Inilah kita, pelaku, penikmat, mungkin juga pengkhianat selembar mufakat
Masih pantaskah kita berkata peduli pada adat dan sebuah keramat
Atau masih maukah kita duduk bersama di rumah sasadu dan hibua lamo
Merampungkan perseteruan antar kampung yang terus mengusik tentram
Kita lupa, kita hidup bersanding dengan religi dan aneka kepercayaan

Bahkan, ketika duaribu tujuh legu gam dicetuskan, pesta rakyat sejatinya adalah kerinduan
Kerinduan akan kejayaan silam yang dibingkai kekinian
Kekinian yang berakar kemajemukan, religi dan kepercayaan
Namun kemegahan legu gam masih samar-samar kita rasakan
Sebab, legu gam bukanlah artis siapa yang datang?

Legu gam adalah bagaimana soya-soya ditarikan, dolo bololo dilantunkan, tokuwela ditampilkan dan sederet adat kebisaan dihidupkan.
Terlalu sedikit mereka yang peduli, dan terlalu banyak mereka yang seolah-olah peduli

Kita menanti legu gam bukan sekedar tontonan dan hiburan
Legu gam adalah kebiasaan yang disandingkan dengan hari kelahiran Sultan
Legu gam seharusnya menjadi sesuatu yang mewah namun tetap berasas kerakyatan dan kemajemukan
Legu gam bukanlah perlombaan melainkan kemenangan bagi yang merayakan
Legu gam adalah kekayaan yang harus dinikmati penuh kebersamaan
Legu gam adalah pesta rakyat bukan pesta sekelompok kepetingan
Legu gam mestinya mengangkat nilai-nilai tradisi bukan mencari sponsor kanan-kiri
Legu gam hari ini dalah separuh tradisi yang terus digali agar generasi Limau Gapi bertemu jati diri

Ternate, februari 2016





MENJADI HALMAHERA
Keramat nasehat para tetua
Tentang tanah kelahiranku di Halmahera
Kampungku tanah hampir merah
pernah hijau belantara dan pekat rimba
Di antara rimbun cengkeh dan pala
Berjejal bongkahan emas di rahim tanah
Menjadi Halmahera adalah menjaga semesta
Melangkahkan kaki menerobos rimba
Merawat tradisi dan menabuh tifa
Menjelajah laut dan luas samudra
Melanjutkan tradisi para tetua
Kampungku tanah hampir merah
Terletak di ujung utara Halmahera
Wiwik . S
Ternate, 09 Agustus 2016
CERMIN KITA
Wiwik Sriwiningsih
Sejarah adalah cermin
Cermin retak, cekung,cembung mungkin juga pecah
Setiap langkah adalah jarak, Jarak kini dan nanti
Kini kita melangkah dan berjarak, Mengejar yang diam tak bergerak
Menatap jemu pada semu
Lalu bertanya dengan naïf, Siapakah kita?
Teroris, koruptor, atau sekelompok pemuda yang tak berhenti mengutuki ketidakberdayaan
Ibu-ibu yang bergosip ria menonton berita selebritis
Para remaja yang melantunkan lagu dangdut
Anak-anak ingusan di setiap parkiran dengan selembar gardus di tangan
Sekelompok mahasiswa yang suka berorasi sambil memaki
Ataukah seniman yang tenggelam pada gelap malam
Kita bertanya pada cermin,Kapan legu gam dimulai, artis siapa yang datang?
Kita lupa atau mungkin kita tuna netra, pada mereka:
Sekelompok pemuda yang tak lelah menabuh tifa menarikan soya-soya
Para gadis kecil yang belajar menari togal di lorong-lorong sanggar
Anak-anak SD yang mengeja cerita rakyat dan legenda
Para tetua yang masih melantunkan lelehe di Halmhera
Para togutil yang yang menjaga semesta
Kita melupakan mereka,
Mungkin terlalu sibuk menyimak berita yang menghiasi layar kaca
kita melupakan mereka, yang hidup dengan budaya…

Ternate, februari 2016








GURU
Padamu wahai guruku
Engkaulah pelita dalam gelap
Raga dan jiwamu tak lelah berbagi ilmu
Samudra pengetahuan yang kau bentangkan
Akan selalu kuingat sepanjang waktu
Teguhnya pendirianmu adalah panutan bagiku
Untukmu wahai guruku
Atas nama cinta dan kekagumanku
Narasi ini kubacakan dihari ulang tahunmu

Guruku adalah guruku
Untuk setiap langkah, kata, dan ilmu yang engkau berikan tak kan pernah bisa aku balas
Ruang kelas, ruang guru, perpustakaan, semuanya menyimpan kenangan muliamu
Untukmu wahai guruku, sebuah ruang di Surga menunggumu sebagai balasan keikhlasanmu

Resep hidup terbaik selalu kau gemakan di setiap kelas
Engkaaulah panutan setiap anak didikmu
Pendidikan anak-anakmu selalalu yang utama
Untuk itulah kau di sebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa
Bangsa yang besar adalah bangsa yang mengaharagai jasa para guru
Lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat harus steril dari penyakit sosial
Indonesia jaya berkat pahlawan tanpa tanda jasa
Karya seorang guru adalah generasi yang berbudaya, jauh dari narkoba

Indonesia adalah negeri seribu warna
Namun, generasi berjiwa nasionalis harus dibentuk
Dengan memperingati hari PGRI, mari berkarya
Orang Indonesia, haruslah manusia yang mampu berkarya
Namun tetaplah bersandar pada agama dan budaya
Etika tetaplah dijaga untuk pergaulan antar bangsa
Sekolah : jadikanlah generasi indonesia yang berbudaya
Indonesia negeri hijau pulau biru laut
Aku bangga jadi orang indonesia
Ternate , 2014











Bunyi Bel Di Sekolahku

Pagi itu bel berbunyi
Terlalu nyaring hingga terdengar seperti petir dikala hujan
Pagi itu bel berbunyi
Ada harap dalam diam
Suara santun dalam berbagi pengetahuan
Pagi itu bel berbunyi
Anak-anak berbaris rapi
Dengan senyum manis nan abadi
Pagi itu bel berbunyi
Anak-anak didik berlomba mencium tangan sang guru
Pagi itu bel berbunyi
Anak-anak berhitung tanpa jari dan lidi
Pagi itu bel berbunyi
Anak-anak membaca, mencipta sejarah
Pagi itu bel berbunyi
Anak-anak mendengarkan kisah surga dan hidup mulia
Pagi itu bel berbunyi
Anak-anak mendengar sejarah
M enara-menara yang menjulang
Pagi itu bel berbunyi
Negeri emas
Manusia-manusia primitif
Pagi itu bel berbunyi
Selalu seperti itu
Pagi itu bel berbunyi
Dua belas tahun usai sudah

Ternate, 2014


Hikayat Di Kemudian Hari

Kebun cengkih di kaki gunung
Terlalu lelah untuk sebuah senyum
Hanya ada suara serangga dan desau angin
Gunung api yang meledak
Rahasia yang ada di semesta
Waktu panjang bagai tanpa akhir
Seperti ribuan kehidupan
Kemudian,
Para mediang bertemu muka
Pada gambar
Mengenakan longtorso dan kebaya warna jingga tua
Seperti cakrawala
Tafsir mimpi
Mereka menyebutnya Moloku Kie Raha
Rute-rute menuju harapan
Semesta hitam
Cahaya lampu-lampu
Masihkah bermakna

Hikayat-hikayat lama
Negeri emas
Manusia-manusia primitif
Orang-orang Alifuru
Menari cakalele
Meninggalkan medan erang
Merencanakan sebuah akhir
Lalu,
Pada sebuah pagi
Mereka datang dengan setelan rapi
Memisahkan hati dari kepala
Bersiasat di dalam rapat-rapat
Meninggalkan debu dan aus
Bersyair lalu bersumpah-sumpah


Ternate, 2013












Baik
Aku baik kamu pasti baik
Kamu baik dia baik
Dia baik mereka baik
Semua baik lebih baik
Depok, 2012

Papan Tulis
Kalau papan tulis itu kujadikan puisi
Mungkin begini bunyinya
Tulislah apa –apa yang kau tulis
Tapi hapuslah dengan tanganmu setelah ditulis
Depok, 2012

Terbesit Tanya
Indahkah di matamu
Ramai-ramai bertepuk tangan
Sebuah ruangan dijadikan pertemuan
Sebuah lukisan menjadi obrolan
Setiap puisi diberi catatan
Tidak terlalu susah namun juga tak mudah
Di sini setiap gerak menjelaskan diri
Mencari arti yang mesti
Depok, 2012




Panca indera
Menikmati tak harus nikmat
Tapi lidah harus peka
Telinga harus mendengar
Mata tetap melihat
Hidung tak boleh tersumbat
Di Residensi ini
Berjabat tangan tak berarti berkenalan ….
Depok, 2012





Di Kelas Bandung Mawardi•
Aku baru belajar
Ingatan berkelebat, hilang, hadir, pergi, melayang, kembali
Setiap gerak menjelaskan gerak yang lain.
Yang berdiri,yang duduk dan yang sujud.
Yang memberi, yang memaafkan yang terberi.
Seperti diingatkan kembali
Jalan pulang hanya satu, tak ada tikungan, tak ada setapak,
Melangkah lurus, sekali menengok ke belakang, selebihnya terus ke depan.
Maju. Mata terus memandang. Jangan ke samping.
Di jalan raya hanya perlu hati-hati
segala yang lewat bisa menabrak, dari samping kanan, kiri, belakang.
Lalu, bruk. Amnesia. Lupa ingatan. Ingatan yang dilupakan
Depok, 2012
Yang
Yang bersayap terbang
Yang berkaki berjalan
Yang bersayap dan berkaki kadang terbang kadang berjalan
Yang berkepala berpikir
Yang bertelinga mendengar
Yang berhidung Mencium
Yang bermata melihat
Yang bermulut bicara
Yang diam tak punya apa-apa
Yang bergerak berubah
Yang diam dan yang bergerak sama-sama menunaikan perubahan
Depok, 2012

Syair Panorama
Matamu memuja
Hatimu merasa
Bibirmu bicara
Indahnya dunia
Membentang samudra
Hijau panorama
Riuh gelak tawa
Kau percaya
Ada yang mencipta
Segala yang ada
Esok atau lusa
Masih ada
Selamanya ada
Puja, rasa, cara
Terangkai mesra
Oh akhirnya…
Ternate, 2012










Monolog Ibu
Ibumu penggemar Sun Huang, Viagra, Kuda dan Studs .
Bapakmu penyuka Mei Yu Ling juga Piltelat.
Kau pasti masih suka Huki dan Pigeon.
Mereka menamaimu Barbie.
Tapi kau lebih pantas Viva Okana.
Kuning pala aroma flora
Kau pernah bertemu Bibi Emkapsul juga Tante Topicin.
Mereka selalu membuatmu sedih dan ketakutan.
Ci Keng Poo sama seperti Mereka.
semua tak menginginkan kehadiranmu.
Nenek Kates, kembaran nenek Wayang juga tak suka padamu.
Kau pasti masih ingat mama Kupal.
Biyang yang membantu persalinanmu dengan doa dan mantra.
Awalnya kau menangis ketakutan saat tali pusatmu digunting .
Tapi Mama Kupal lebih bisa mengibu dibanding Ibumu.
Sejak itulah kau tau arti kata Ibu.
seseorang yang tidak hanya melahirkan, tapi juga merawat.
Seseorang yang bisa membuatmu lelap dalam dekap.
Lebih sebulan kau dirawat Mama Kupal.
Ia mengajarkanmu agar tak jadi Sun Huang apalagi Mei Yu Ling.
Lupakan juga kau pernah bertemu Bibi Emkapsul dan Tante Topicin.
Apalagi Nenek Kates dan wayang.
Lupakan semua itu.
Jika besar nanti kau tak perlu ganti nama seperti Marina dan Citra.
Viva Okana lebih menarik.
Sekarang kau sudah bisa membaca:
Mei Yu Ling bersuamikan Sun Huang.
Studs Berjodoh dengan Topicin.
Melahirkan Huki dan Pigeon.
Sebelum Huki dan Pigeon lahir.
Bibi Emkapsul dan Ci Keng Poo sempat bersekutu
untuk mempercepat kelahiran mereka.
Ternate, 2012








Diantara
Dunia kini dan dunia nanti
Seolah menjadi pilihan tiada henti
Bertabur mutiara
Tungku bara
Bayangan dan imajinasi dosa
Harapan dan keiniginan surga
Sudah sampai di sana
Pintu terkunci dan terbuka
Langkah yang diperiksa
Jejak yang terhapus
Serupa duri
serupa pedang yang menghunus
Kaki tertancap sakit hilang
Menanti lagi
Hisab sudah…
Ternate, 2012











Cahaya
cahaya langit dan bumi.
cahaya seperti sebuah lubang tak tembus
di dalamnya ada Pelita besar.
Pelita itu di dalam kaca
kaca itu seakan-akan bintang seperti mutiara,
yang dinyalakan dengan minyak dari pohon
pohon yang tumbuh tidak di sebelah timur
dan tidak pula di sebelah barat
minyaknya hampir-hampir menerangi,
walaupun tidak disentuh api
cahaya di atas cahaya—berlapis-lapis
cahaya-Nya siapa yang dikehendaki
Ternate, 2012
Sajak Perempuan Sifon
Manusia tanah kering Menggelar ritual
Seorang dukun, medengar pengakuan dosa
Dari lelaki yang ingin perkasa
Sebuah batu merupa tanda
Pada dosa yang pernah diperbuatnya
Satu batu pertanda satu wanita
Dalam gairah masa muda
Musim panen telah tiba
Begitu pula musim hama
Yang ditularkan dalam persetubuhan
Lalu angin memberi kabar
Wanita sifon adalah pendosa
Dalam lakon sepanjang masa
Hingga kini masih dipelihara
Atas nama adat dan entah nama siapa
Sambil mengintip sambil melakoni
Ritual sunat dimulai lagi
Di antara musim panen dan musim kawin
Para lelaki bercengkrama sambil birahi
Ladang jagung jadi saksi
Khianat yang disepakati
Menjadi lumrah dan mesti
Meski sambil sembunyi
Tradisi sifon masih dilakoni
Ternate, 2013






Sebuah Pertemuan
Kau datang lebih awal
Di sebuah taman tak ada sesiapa
Hanya sebatang pohon berbuah lebat
Satu meja dan dua kursi
Satu buah tiba-tiba terjatuh di atas meja
Menjelma sebuah gelas kaca
Kau menyentuhnya dengan sangat hati-hati
Seolah ia akan menggelinding dan jatuh lagi
Hancur menjadi serpihan-serpihan yang terlupakan
Setelah cemasmu kian menggigil
Kursi di depanmu telah terisi
Kosong itu telah penuh
Rasamu merasainya
Inginmu menjadi inginnya
Gelasmu menjadi gelasnya
Ia pun mengira rasamu : rasamu seperti gelas
Aku isinya, kau menikmati
Kau tak menjawab
Matamu menutup lalu membuka lebar : rekontruksi tak jadi
Oh, hari telah kembali pagi!
Ternate, 2013

Naskah Dram
Wiwik Sriwiningsih
TOLIRE GAM JAHA
(Tolire Kampung Tenggelam)

BABAK I

PANGGUNG MENGGAMBARKAN SEBUAH KAMPUNG DI KAKI GUNUNG (MALAM HARI) GELAP DI SEKELILING. TIBA-TIBA MUNCUL SEORANG LELAKI (SAMAR-SAMAR) MEMBAWA SEBUAH OBOR, BERDIRI TEGAK, TANGAN KANANNYA MEMEGANG OBOR BESAR. (INSTRUMEN MUSIK)
Fanyira : (GEMA) Fangare Fanyira toma gam Tolire ne, Fangare wuwaso se ja ngon moi-moi. Toma Gama ena ne. Afa ngon langgar adat se atorang segulaha aib, kalu ngon engkar, maka ngone semoi toma gam ena ne, dahe musibah, azab se bobeto se himo-himo. Gam tolire ne jaha. (LAMPU PADAM)
MUSIK:
(SUARA TIFA, TERDENGAR MENGHENTAK-HENTAK): FADE OUT/FADE IN
SEBUAH KAMPUNG: ANAK-ANAK BERMAIN RIANG GEMBIRA (BERMAIN ENGGRANG TAMPURUNG, KELERENG, JILO-JILO DLL). BEBERAPA IBU SEDANG ASIK KERAMAS DENGAN SANTAN KELAPA DAN MENCARI KUTU SAMBIL BERGOSIP RIA, SEMENTARA WARGA LAIN SEDANG MENJEMUR HASIL KEBUN MEREKA, SEPERTI PALA, CENGKIH, KOPRA, KENARI DAN LAIN-LAIN. ANAK-ANAK YANG SEDANG ASIK BERMAIN TIBA-TIBA BERKELAHI. KEMUDIAN SEORANG NENEK DATANG MENGHAMPIRI MEREKA DAN MELERAINYA.
Nene : To waje ngon moi-moi mancia tolire , macocoho adat se atorang, torang tara boleh bakalai, tara boleh baku marah, kalo torang baku marah, torang dapa kutuk. Ngoni mau dapa kutuk? Ngoni mau tong pe kampung tenggelam.
Pipit : saya Nene, barang tadi Yoyo ambe saya pe pala kong
Yoyo : tarada nene, saya tara ambe pipit pe pala, dia kase putus saya pe tali tampurung...
Pipit : (MARAH) sabarang ni, kita tara kase putus kong
Nene : badiam samua suda... Torang pe Fanyira lewat (MEMELANKAN SUARA), ngoni samua salam padorang e
FANYIRA MELEWATI PERKAMPUNGAN, SEMUA WARGA MEMBERI SALAM DAN HORMAT. FANYIRA MEMBERITAHU BAHWA SEBENTAR MALAM AKAN DIADAKAN RITUAL DAN PESTA.
Warga : suba jou
Fanyira: jou suba, fangare haka habar ngone akan kulaha se jo ngon moi-moi toma gam tolire, wange lobi ne, ngone akan kulaha pesta wonge-wonge, ranger, lahi se jo ngon moi-moi mancia tolire ne. Jaga adat se atorang. afa mara langgar adat, afa makudutu, se gulahi aib. Sababu kalo ngone langgar adat, alam ne akan setang, ngon sonyinga adat se atorang . (FANYIRA MENINGGALKAN PANGGUNG)
MUSIK :
SUARA TIFA TERDENGAR SAYUP-SAYUP
Nene: samua, bibi deng jojaru, ngogare tong pulang mandi, tong kase siap tong pe diri, supaya torang pe ritual dapa berkah dari alam deng gunung.(SEMUA WARGA MULAI SIBUK MEMBERSIAPKAN PROPERTI UNTUK RITUAL DAN PESTA KEMUDIAN SEBAGIAN WARGA MENINGGALKAN PANGGUNG SEMENTARA YANG LAIN MASIH SIBUK PANGGUNG)
PANGGUNG: HARI SEMAKIN SORE, PERLAHAN-LAHAN BERUBAH GELAP BERTANDA TELAH MALAM.

BABAK II
MUSIK PENGIRING TARI-TARIAN MULAI TERDENGAR, PARA PENARI MULAI MENARIKAN TARI SALAI, BERLANJUT DENGAN TARIAN PESTA, SEMUA WARGA MENARI DENGAN GEMBIRA. SEJUMLAH WARGA MULAI MENEGUK ARAK DAN MABUK, SANG FANYIRA TAK DAPAT MENAHAN DIRI UNTUK IKUT MENEGUK ARAK HINGGA MABUK.`DALAM KEADAAN MABUK FANYIRA MENARI SERAYA MENDEKAT SEORANG GADIS PENARI YANG TERNYATA ADALAH PUTRINYA SENDIRI. DALAM KEADAAN SEPERTI ITU SANG FANYIRA MENARIK TANGAN PUTRINYA KE SUATU TEMPAT. DALAM KEADAAN MABUK SANG FANYIRA MEMAKSA PUTRINYA UNTUK MELAYANI NAFSU BIRAHINYA—TERJADILAH PERSETUBUHAN TERLARANG ITU. SETELAH USAI MELAKSANAKAN PERBUATAN NISTA, SANG FANYIRA MULAI SADAR, GADIS YANG TENGAH BERSAMANYA ADALAH PUTRINYA SENDIRI. NAMUN, SESAL TAK DAPAT DITOLAK, KUTUKAN KIAN DEKAT. SUMPAH DAN JANJI TELAH DILANGGAR. FANYIRA DAN PUTRINYA MENERIMA KUTUKAN.
FANYIRA DAN SANG PENARI BERJALAN SALING MEMBELAKANGI. MEREKA BERJALAN BERLAWANAN ARAH. FANYIRA BERJALAN MENUJU SALAH SATU POJOK PANGGUNG, DUDUK TERPEKUR DENGAN WAJAH SESAL YANG TERAMAT. SEMENTARA SANG PENARI DENGAN SIKAP MALU DAN MENYESAL JUGA DUDUK SALAH SATU SUDUT PANGGUNG.
HARI KIAN LARUT, PESTA TERUS BERLANJUT, SAMPAI AKHIRNYA SATU PERSATU WARGA TOLIRE YANG IKUT MENARI MENINGGALKAN PANGUNG. (MUSIK SAYUP-SAYUP)
HARI MENJELANG SUBUH, TERDENGAR SUARA AYAM BERKOKOK MEMBANGUNKAN SANG NENE
Ayam : Tolire Gam Jaha... Tolire Gam Jaha... Tolire Gam Jaha...
Nene : (PANIK) Tolire Gam Jaha... Tolire Gam Jaha... Tolire Gam Jaha...

TERDENGAR SUARA AIR PASANG DAN OMBAK BERGEMURUH, LANGIT BERUBAH GELAP, PETIR BERSAHUT-SAHUTAN. HUJAN BADAI...
FADE IN/FADE OUT
SELURUH PENDUDUK PANIK. BERLARIAN PONTANG-PANTING. PANGUNNG KACAU.
FADE IN
KAMPUNG TENGGELAM. BERUBAH MENJADI DUA DANAU: TOLIRE BESAR DAN TOLIRE KECIL

ASAL MULA TERJADINYA PULAU MAITARA

SEBELUM ZAMAN MOMOLE, (PRA SEJARAH) DIKISAHKAN BAHWA GUNUNG KIE MATUBU, TIDORE, POSISINYA LEBIH TINGGI DARI GUNUNG GAMALAMA, TERNATE. SEHINGGA KERAJAAN TIDORE ATAU DUKO, YANG MERUPAKAN PENGUASA DARATAN PADA MASA ITU DIBERI GELAR LEBIH TINGGI DARI GUNUNG GAMALAMA DI TERNATE. OLEH KARENA ITU, PARA JIN PENJAGA GUNUNG GAMALAMA BERMUSYAWARAH MEREBUT PUNCAK GUNUNG MAKIAN UNTUK DILETAKAN DI ATAS PUNCAK GAMALAMA.
I
KEPALA JIN : hari ini, kita berkumpul di sini untuk membicarakan hal yang sangat penting
JIN 1 : hal penting apa, wahai kepala jin ?
KEPALA JIN : di antara kalian berdua, siapakah yang dapat memindah puncak Kie Besi di Makian untuk diletakan di puncak Gamalama?
JIN 2 : maaf kepala jin, saya rasa itu bukan perkara yang mudah. Tapi, untuk apa kita memindahkan puncak Kie Besi ke gamalama ?
JIN 1 : benar, untuk apa kita memindahkan gunung itu ?
KEPALA JIN : coba kalian perhatikan, Kie Matubu di Tidore dan Kie gamalama, keduanya memang besar, tapi jika diperhatikan Kie Matubu itu lebih tinggi dari Kie gamalama, oleh karena itu aku ingin kalian mengambil sedikit Kie Besi di Mara Makian sana untuk diletakan di Kie Gamalama. (jin 1 dan jin 2 menganguk- angguk mengerti)
JIN 2 : bagaimana jika kita meminta Goheba, si burung kepala dua, untuk melakukan tugas tersebut
JIN 1 : benar jin kepala, kita harus meminta Goheba untuk melakukan tugas berat itu
KEPALA JIN : pengawal, cepat kau panggil Goheba!
PENGAWAL : (berlari menghadap jin kepala) baik paduka
II
PENGAWAL : Goheba, engkau dipanggil paduka
GOHEBA : tahukah engkau pengawal, ada apa paduka memanggilku ?
PENGAWAL : maaf Goheba, aku tidak tahu. Paduka hanya memintaku memanggilmu.
GOHEBA : baiklah pengawal, aku akan segera menghadap paduka.
III
Tak lama kemudian Goheba menghadap kepala jin
GOHEBA : maaf paduka, ada urusan apa paduku menyuruh hamba kemari ?
KEPALA JIN : begini Goheba, saya ini bingung
GOHEBA : binggung apa paduka?
KEPALA JIN : saya merasa, keadaan ini perlu diperbaiki Goheba
GOHEBA : maksud paduka, apa yang perlu diperbaiki?
KEPALA JIN : begini Goheba, sebenarnya ini tugas berat, tapi memang harus diselesaikan. Saya yakin kau pasti bisa menyelesaikan tugas ini
GOHEBA : terus, saya harus bagimana paduka
KEPALA JIN : coba kau perhatikan Kie Matubu dan Kie Gamalama, keduanya memang besar dan tinggi, tapi jika diperhatikan, Kie Matubu itu lebih tinggi dari Kie Gamalama. Saya ingin Kie Besi yang ada di Mara Makian sana kau ambil sedikit, untuk kau letakan di atas puncak Kie Gamalama agar ketinggian Kie Matubu dan Kie Gamalama sama. Bisakah itu goheba ?
GOHEBA : maafkan hamba paduka, hamba tidak berani janji, tapi hamba akan merusaha keras untuk menjalankan perintah paduka
KEPALA JIN : tapi Goheba, permintaan ini hanya bisa kau jalankan dalam satu malam ini saja. Jadi tugas ini harus diselesaikan sebelum terbit fajar.
GOHEBA : Baik Paduka, kalau begitu hamba mohon diri.
ATAS KETENTUAN PARA DEWA DAN JIN MELEPASKAN GOHEBA, MAKA BURUNG BERKEPALA DUA ITU MENUJU MAKIAN HENDAK MENGAMBIL PUNCAK KIE BESI UNTUK DILETAKAN DI PUNCAK GAMALAMA TERNATE DALAM WAKTU SATU MALAM. PADAHAL JARAK KEDUANYA CUKUP JAUH, NAMUN PARA DEWA DAN JIN TELAH BERSEPAKAT BAHWA TUGAS TERSEBUT HARUS DISELESAKIKAN DALAM WAKTU SATU MALAM SAJA.
MENURUT PARA DEWA DAN JIN HANYA BURUNG BERKEPALA DUALAH YANG DAPAT MENJALANKAN TUGAS TERSEBUT. SEHINGGA GOHEBA PUN BEKERJA KERAS MENGANGKAT DAN MENGUMPULKAN BATU-BATU DARI PUNCAK KIE BESI. SETELAH CUKUP LAMA DAN JUMLAH BATU YANG DIKUMPULKAN SEMAKIN BANYAK, MAKA GOHEBA PUN MENGANKAT TUMPUKAN BATU DENGAN KEDUA KAKINYA.
GOHEBA TERBANG MEMBAWA TUMPUKAN BATU DARI GUNUNG KIE BESI UNTUK DIBAWA DI PUNCAK GAMALAMA. NAMUN, DI LUAR KEKUASAAN DIRINYA, SAAT MENDENGAR AYAM BERKOKOK DAN CAHAYA DI UFUK TIMUR PERJALANAN GOHEBA TERHENTI, TUMPUKAN BATU YANG DIBAWANYA TERJATUH DI ANTARA TIDORE DAN TERNATE. GOHEBA SEBISA MUNGKIN MENGANGKAT TUMPUKAN BATU YANG DIJATUHKAN, NAMUN BATU TERSEBUT TIDAK DAPAT DIPINDAHKAN DAN BERBENTUK SEBUAH PULAU, YANG SAAT INI KITA KENAL SEBAGAI PULAI MAITARA. MAI (DALAM BAHASA MAKIAN BARAT) BERARTI BATU DAN TARA (DALAM BAHASA TERNATE) BERARTI BAWAH.
V
KEPALA JIN : (bingung, mondar- mandir menunggu kedatangan goheba )
PENGAWAL : Salam Paduka, Goheba ingin bertemu Paduka
KEPALA JIN : persilakan dia masuk!
PENGAWAL : Baik Paduka (berjalan keluar menemua Goheba), Goheba, paduka akan menemuimu Goheba menghadap kepala Jin.

GOHEBA : Salam Paduka, hamba ingin melaporkan tugas yang paduka berikan pada hamba
KEPALA JIN : hmmm… Bagaimana Goheba, apakah kau sudah menjalankan perintah itu?
GOHEBA : Maaf paduka, hamba gagal menjalankan perintah itu?
KEPALA JIN : Apa maksudmu Goheba?
GOHEBA : maaf paduka, batu yang telah hamba kumpulkan terjatuh di tengah laut, sekarang batu itu berbentuk menyerupai pulau.
KEPALA JIN : Tidak bisakah kau mengangkatnya lagi Goheba?
GOHEBA : Maaf paduka, fajar telah muncul, hamba tidak berani melampaui batas waktu yang diberikan paduka. Batu-batu itu sepertinya sudah ditakdirkan untuk menjadi sebuah pulau.
KEPALA JIN : Pengawal… cepat kau panggil para jin.
PENGAWAL : baik paduka (keluar menemui para jin), wahai para jin, kalian dipanggil paduka Kedua jin menemui kepala jin.
JIN 1 : ada apa kepala jin memanggil kami ke sini ?
KEPALA JIN : begini, saya memanggil kalian berkumpul ke sini, untuk mengumumkan, bahwa Goheba telah menjatuhkan batu-batu dari kie besi di tengah perjalanan, batu-batu itu tidak akan pernah sampai di puncak gamalama. Kini batu itu telah membentuk sebuah pulau, aku ingin mengumumkan pada kalian semua, mulai sekarang pulau itu akan aku beri nama MAITARA. Mai (dalam bahasa makian barat) berarti batu dan Tara (dalam bahasa Ternate) berarti bawah. Sekarang aku tugaskan kalian untuk menjaga pulau maitara, sampai pulau itu berpenghuni. Dan kau Goheba, awasi pulau-palau yang ada di sekitar kita, agar tidak dikuasai penjajah. Sekarang kalian bisa meninggalkan ruangan ini.
JIN 1 DAN 2 : baik, kepala jin
GOHEBA : baik paduka! (musik: Tifa)

SELESAI





O BIA MOLOKU DAN O BIA MOKARA

DAHULU, JAUH DI BELAHAN BUMI SEBELAH UTARA KEPULAUAN MALUKU, TERDAPAT SEBUAH DAERAH YANG DISEBUT TOBELO. KONON DAERAH YANG DILIPUTI LAUT BIRU ITU MENYIMPAN SUATU KISAH. BERATUS TAHUN YANG LALU, DI SUATU RUMAH YANG BERDINDINGKAN DAUN RUMBIA, TINGGALAH SEBUAH KELUARGA. AYAHNYA SEORANG NELAYAN YANG SIANG DAN MALAM HIDUPNYA DI ATAS LAUT UNTUK MENAFKAHI KELUARGANYA. IBUNYA ADALAH SEORANG IBU RUMAH TANGGA YANG SETIA DAN BIJAKSANA. MEREKA MEMILIKI DUA ORANG ANAK.

AYAH : ISTERIKU, AKU AKAN PERGI MELAUT. JAGALAH ANAK-ANAK DAN RUMAH KITA. JANGAN BIARKAN MEREKA BERMAIN TERLALU JAUH. SEPERTI BIASA AKU TINGGALKAN TELUR IKAN PAPAYANA INI. JANGAN SAMPAI KAU DAN ANAK-ANAK MEMAKAN TELUR IKAN INI. AKU PERGI DULU…
IBU : BAIKLAH SUAMIKU, SEPERTI BIASANYA. AKU AKAN SELALU MENJAGA ANAK-ANAK KITA DAN RUMAH INI. BERHATI-HATILAH SUAMIKU (AYAH MENGANGGUK TERSENYUM)
AYAH : KUINGATKAN SEKALI LAGI ISTERIKU. JANGANLAH KALIAN MEMAKAN TELUR IKAN YANG KITINGGALKAN ITU. TOLONG JAGA AMANAHKU INI.
IBU : BAIKLAH SUAMIKU. AKU AKAN JAGA AMANAHMU DENGAN BAIK. SEBAB AKU TAK INGIN PETAK

SETELAH SUAMINYA PERGI MELAUT, TAK LAMA KEMUDIAN ISTERINYA PERGI KE KEBUN. NAMUN SEBELUM PERGI IA BERPESAN KEPADA KEDUA ANAKNYA.
IBU : ANAK-ANAKKU IBU AKAN PERGI KE KEBUN UNTUK MENGAMBIL PERSEDIAAN MAKANAN, O BIA MOLOKU TOLONG JAGA ADIKMU BAIK-BAIK. (O BIA MOLOKU DAN O BIA MOKARA ASYIK BERMAIN SEHINGGA TIDAK MENGHIRAUKAN PERKATAAN IBUNYA), DAN SATU LAGI ANAKKU JANGANLAN KALIAN MAKAN TELUR IKAN YANG ADA DI MEJA ITU
O BIA MOLOKU : BAIK BU (SAMBIL TERTAWA DAN MASIH ASYIK BERMAIN)

SANG IBU PERGI KE KEBUN CUKUP LAMA. NAMUN KEDUA KAKAK BERADIK ITU MASIH TERUS BERMAIN. SETELAH LELAH BERMAIN MEREKA MERASA HAUS DAN LAPAR. MESKIPUN MEREKA TELAH MEMINUM AIR NAMUN O BIA MOKARA TERUS BERKATA INGIN MAKAN.
O BIA MOKARA : KAKAK, AKU LAPAR…
O BIA MOLOKU : SABARLAH ADIKU, SEBENTAR LAGI IBU PULANG, PASTI AKAN MEMBAWA BANYAK MAKANAN UNTUK KITA
O BIA MOKARA : TAPI AKU LAPAR KAK, AKU SUDAH TIDAK TAHAN LAGI, BIARKAN AKU MAKAN TELUR IKAN ITU KAK
O BIA MOLOKU : (TERKEJUT) TIDAK ADIKKU, KITA TIDAK BOLEH MELANGGAR PERKATAAN IBU. PANTANG BAGI KITA UNTUK MELANGGAR PERKATAAN ORANG TUA, SABARLAH SEBENTAR, IBU PASTI PULANG. SABAR YA
O BIA MOKARA : (TANGIS DAN RENGEKNYA MAKIN KERAS) AKU SUDAH TIDAK TAHAN KAK, AKU LAPAR, AKU LAPAR KAK…
(O BIA MOLOKU TERUS MEMBUJUK ADIKNYA AGAR TIDAK MENANGIS, IA KEMBALI MENGAJAKNYA BERMAIN DAN MEMBERINYA AIR. NAMUN ADIKNYA TETAP TIDAK MAU DAN TERUS MENANGIS. IA PUN MERASA IBA)
O BIA MOLOKU : AMBILAH INI ADIKKU, DAN BERHENTILAH MENANGIS. KAKAK TIDAK BISA MENDENGAR KAU TERUS MENERUS MENANGIS
(O BIA MOLOKU MEMBERIKAN TELUR IKAN ITU DENGAN PERSAAN BERSALAH)
O BIA MOLOKU SEBENARNYA ADALAH ANAK YANG TAAT PADA NASEHAT ORANG TUA, NAMUN IA JUGA TAK TEGA MELIHAT ADIKNYA MENANGIS. IA DUDUK DIAM MENATAP ADIKNYA YANG MEMAKAN TELUR IKAN DENGAN LAHAP. MESKIPUN IA DUDUK DIAM HATINYA SANGAT GELISAH. IA BINGGUNG BAGAIMANA JIKA IBUNYA MARAH, DAN BENCANA MENIMPA MEREKA. BELUM SELESAI PERASAAN BERSALAH BERKECAMUK DALAM BENAK O BIA MOLOKU. SANG IBU TELAH KEMBALI DARI KEBUN. MESKIPUN WAJAH SANG IBU NAMPAK LELAH NAMUN IA TERLIHAT BAHAGIA KARENA MELIHAT KEDUA ANAKNYA BERMAIN TAK JAUH DARI RUMAH.
IBU : KALIAN SUNGGUH ANAK YANG BAIK, KARENA MENDENGAR NASIHAT IBU, AGAR TAK BERMAIN TERLALU JAUH. TAPI…(TERKEJUT), O BIA MOLOKU, OBIA MOKARA… KALIAN MEMAKAN TELUR IKAN ITU. CELAKALAH KITA SEMUA… KENAPA KALIAN TIDAK MENURUTI KATA-KATA IBU. O BIA MOLOKU…..
O BIA MOKARA : MAAFKAN AKU IBU, AKU TADI SANGAT LAPAR…AKU JANJI, AKU TIDAK AKAN MENGULANGINYA LAGI… IBU…
(O BIA MOLOKU HANYA TERTUNDUK MENETESKAN AIR MATI, IA TIDAK BERANI BICARA SEPATAH KATA PUN. SEOLAH IA TAHU BENCANA AKAN SEGERA MENGHAMPIRI MEREKA)
SANG IBU LANGSUNG BERLARI MENINGGALKAN KEDUA ANAKNYA SAMBIL MENANGIS MENAHAN MURKA. IA TERUS BERLARI MENUJU KE SEBUAH BATU. SAMBIL DIIKUTI KEDUANYA. NAMUN RASA MARAH SANG IBU TAK DAPAT DIBENDUNG.
IBU : (MENGHADAP BATU) WAHAI BATU TERBELAHLAH… TERBELAHLAH…. WAHAI BATU TERBELAHLAH… TERBELAHLAH… WAHAI BATU TERBELAHLAH… TERBELAHLAH. AGAR AKU BISA MASUK KEDALAMMU…(SETELAH BATU TERBUKA SANG IBU BERKATA KEMBALI) WAHAI BATU MENGATUPLAH..
O BIA MOLOKU DAN O BIAMOKARA : IBU JANGAN TINGGALKAN KAMI, IBU…MAAFKAN KAMI BU… WAHAI BATU TERBELAH LAH AGAR AKU DAPAT BERTEMU IBUKU…IBU, KELUARLAH IBU, MAAF KAN KAMI IBU. KAMI TIDAK AKAN MELANGGAR NASIHATMU LAGI. KELUARLAH IBU…(MENANGIS PENUH PENYESALAN)
SUNGGUH AJAIB BATU BESAR ITU TERBELAH, SANG IBU PUN MASUK KEDALAMNYA. KEDUA KAKAK BERADIK ITU TERUS MERATAPI SANG IBU YANG TAK AKAN PERNAH KEMBALI LAGI.





NASKAH DRAMA
Cita-cita, Usaha Dan Doa (CICIUDDO)

Remaja adalah generasi yang penuh semangat, bercita-cita tinggi dan selalu punya solusi untuk berbagai masalah. Bukan sekelompok manusia galau yang diperbudak oleh cinta semu yang penuh nafsu. Remaja seharusnya menjadi harapan Negara, bangsa dan agama.
R 1 : BETUL, BETUL SEKALI!
R2 : YA, AKU JUGA BERPIKIR BEGITU. ITU BETUL , BETUL SEKALI! TEPAT. KAMU MEMANG ORATOR YANG HEBAT
NARATOR : SAYA NARATOR, BUKAN ORATOR…
R1 : BETUL, BETUL SEKALI!
R2 : YA, ITULAH MAKSUD SAYA, YANG PENTING ADA TOR-NYA DI BELAKANG
NARATOR : TIDAK SEMUA, YANG MENGGUNAKAN KATA TOR, MAKNANYA DISAMARATAKAN
R1 : BETUL, BETUL SEKALI!
R2 : AH, BAGIKU SAMA SAJA, ORATOR KERJAANYA BICARA, NARATOR JUGA BEGITU, KORUPTOR JUGA BANYAK BICARA
R3 : AH, TAHU APA KAMU SOAL KORUPTOR, MATEMATIKA SAJA TIDAK PERNAH DI ATAS TUJUH, BAGAIMANA KAMU BISA MENGHITUNG KERUGIAN NEGARA. BELAJAR SAJA YANG RAJIN, YANG TEKUN, BANYAK NGAJI, BANYAK BACA TAFSIR, BANYAK…
R1 : BETUL, BETUL SEKALI!
NARATOR : JIKA SEMUA UCAPAN KAU ANGGAP BETUL, SIAPA YANG BERTANGGUNG JAWAB, SIAPA YANG BERTANGGUNG JAWAB TIDAK STABILNYA DUNIA PENDIDIKAN, KERUGIAN NEGARA, KERUSAKAN LINGKUNGAN…
G1 : YANG MERASA BENAR MEREKA TIDAK BERTANGGUNG JAWAB, APALAGI YANG SALAH, MAU JADI APA NEGARA KITA INI…
NARATOR 2 : BICARA SOAL TANGGUNG JAWAB, ADALAH BICARA KEMANDIRIAN, TAHU APA KALIAN SOAL KEMANDIRIAN, KAMU(KEPADA R1) SUDAH SMP BELUM BISA CUCI KAOS KAKIMU YANG BAU … KAMU(KEPADA 2) BIKIN SEGELAS TEH SAJA MASIH BUTUH TENAGA PRT…KAMU JUGA(R3) DUTA SANITASI, KETUA KEBERSIHAN SEKOLAH, MASIH BUANG SAMPAH SEMBARANGAN… KAMU(KEPADA G1) APA JABATAN KAMU…
G1 : SAYA KETUA DARI SEGALA KETUA, SAYA PALING DI ATAS…SAYA PUNYA KEWENANGAN MEMERINTAH, HENTIKAN OMONGKOSONGMU NARATOR….
R1 : BETUL-BETUL SEKALI, HENTIKAN ORATOR…
R2-R3 : NARATOR… BUKAN ORATOR!
R3 :JIKA KALIAN BERTIGA TERUS MENERUS MEMPERMASALAHKAN, NARATOR DAN ORATOR, MATEMATIKA-MU TETAP 6, BAHASA INDONESIA TETAP 7, IPA-MU TETAP 7, IPS-MU 6, BAHASA INGGRISMU 6… SENI BUDAYA-MU TIDAK BERBUDAYA, KETERAMPILANMU TIDAK TERAMPIL… MAU YANG SEPERTI ITU…
R1 : JANGAN SEPELEKAN KAMI, KAMI ADALAH GENERASI YANG PENUH CITA-CITA TINGGI, JANGAN UKUR KEMAMPUAN KAMI HANYA DENGAN NILAI-NILAI
R2-R3 : BETUL-BETUL SEKALI
R1 : ADUH, KALIAN ITU KAN BAGIAN SAYA…
NARATOR : LALU, APA YANG KALIAN HARAPKAN, APA YANG KALIAN BANGGAKAN, KALIAN PELAJAR, RAPORT ADALAH SALAH SATU TOLOK UKUR KEMAMPUAN KALIAN, RAPORT ITU SEPERTI CATATAN KEBAIKAN DAN KEBURUKAN
G1 : TAPI GURU BUKAN MALAIKAT, DAN RAPORT BUKANLAH CATATAN KEBAIKAN DAN KEBURUKAN, KALI INI KAMU SALAH ORATOR..
R2-R3 : NARATOR… BUKAN ORATOR!
R1 : BETUL-BETUL SEKALI…
NARATOR : NARATOR KAN MANUSIA JUGA, BUKAN MALAIKAT, PASTI BISA SALAH
NARATOR 2 :BUKAN PASTI BISA SALAH, LEBIH TEPATNYA, SERING SALAH

(SEMUANYA TERTAWA KECUALI NARATOR)
PUISI : HARAPAN ANAK NEGERI (Nurul Qamariah)
TETESAN EMBUN PAGI
MENGIRINGI LANGKAH GENERASI
MENGEJAR ILMU MEMANTAPKAN HATI
DEMI NEGERI YANG TERCINTA INI

KINI KITA BERKARYA, ESOK KITA BERKARYA DAN SETERUNYA BERKARYA
MEMULAI KARYA DARI SUSUNAN MELELODI KATA-KATA
SEPENGGAL KALIMAT MERANGKAI WACANA
DAN MENJADI SEBUAH SENI YANG SEMPURNA

NAMUN TAK SEDIKIT MEREKA YANG MENGABAIKAN KESEMPATAN
SELALU MENGINGINKAN YANG INSTAN
TAK MAU BERUSAHA DEMI MASA DEPAN
CENDERUNG TERHANYUT DALAM KEGELAPAN

INIKAH PERWUJUDAN VISI DAN MISI PEMIMPIN? PANDAI BERETORIKA
MEREBUT HATI KAUM JELATA
MERAMPOK KURSI DEMI NAFSU YANG SEMENTARA
MENJADIKAN RAKYAT TAMENG MEMULUSKAN RENCANA

SEHARUSNYA VISI PEMIMPIN SEBENING TETES EMBUNPAGI
MENGAJAK RAKYAT HIDUP PENUH DEDIKASI DAN TOLERANSI
MENJAGA NEGERI DARI BENCANA KORUPSI
AGAR BUMI PERTIWI MENJADI NEGERI YANG SUCI

(SEORANG GURU BARU SAJA TIBA )
GURU : ASALAMUALAIKUM WR WB….. ANAK-ANAK
KOOR : WAALAIKUMSALAM WR WB… BU,
GURU : HARI INI ADALAH PERTEMUAN KITA YANG KESEKIAN KALI, DALAM KEGIATAN ESKTRAKURIKULER. HARI INI ADALAH HARI DI MANA KALIAN AKAN MENYAMPAIKAN CITA-CITA KALIAN. CITA-CITA HARUS DIIRINGI DENGAN USAHA DAN DOA, TANPA USAHA DAN DOA YANG SUNGGUH-SUNGGUH ITU SEMUA TIDAK AKAN TERWUJUD. SUDAH SIAP…!
KOOR : SUDAH BU!
R1 : IBU, SAYA INGIN JADI MENTERI PENDIDIKAN
NARATOR : SAYA INGIN JADI MENTERI PERIKANAN
R2 : SAYA INGIN JADI POLISI
R3 : SAYA INGIN JADI ILMUWAN DAN GURU
NARATOR 2 : SAYA INGIN JADI HAKIM
G1 : SAYA , INGIN JADI PENGUSAHA TEKSTIL

GURU : KENAPA INGIN JADI MENTERI PENDIDIKAN (KEPADA R1)?
R1 : SAYA INGIN MERUBAH SISTEM PENDIDIKAN BU, BIAR TUGAS SISWA DI SEKOLAH TIDAK TERLALU BANYAK, BIAR TIDAK TERLALU BANYAK BELI BUKU, BIAR KAMI CEPAT CERDAS DAN TIDAK SERING DIMARAHI GURU, APALAGI SAMPAI DIBENTAK-BENTAK. BETUL, BETUL SEJALI KAN BU?
R2 : SEBAGAI KHALIFAH DI MUKA BUMI SAJA TUGAS KITA SUDAH BERAT, APA LAGI SEBAGAI SISWA, SEBAGAI PELAJAR, SEBAGAI MURID. POKOKNYA SAYA HANYA BERCITA-CITA INGIN JADI POLISI, ADA PENJAHAT SAYA TANGKAP, ADA KORUPTOR SAYA TANGKAP, ADA PENGEDAR NARKOBA SAYA TANGKAP, KALAU PERLU SAYA TEMBAK DI TEMPAT…
NARATOR 2 : ITU NAMANYA MAIN HAKIM SENDIRI… MASA POLISI MAIN TANGKAP, KALO SALAH TANGKAP BAGAIMANA? SIAP MASUK NERAKA?
R2 : SAMA. HAKIM JUGA TIDAK BOLEH ASAL MEMUTUSKAN, HARUS MENGINGAT, MENIMBANG, BARU BISA MEMUTUSKAN… MAKANYA PUNYA CITA-CITA YANG BENAR…
R1 : (MARAH) MEMANG CITA-CITAKU TIDAK BENAR…
NARATOR : TUGAS SEORANG KHALIFAH DI MUKA BUMI ITU BUKAN MELAKNAT KEBURUKAN, TAPI MENGAJAK PADA KEBAIKAN
R1 : BETUL, BETUL SEKALI ORATOR…
R2 R3 : NARATOR, BUKAN ORATOR…
GURU : LALU BAGAIMANA DENGAN…(MELIRIK G1)
G1 : CITA-CITA SAYA AMAN-AMAN SAJA BU, ASAL USAHA DAN BERDOA PASTI TERCAPAI (TERUS TERSENYUM)
GURU : AMAN BAGAIMANA MAKSUDMU?
G1 : MENJADI PENGUSAHA ITU BANYAK TEMAN BU, BISA BERKAWAN DENGAN SIAPA SAJA, MENTERI, POLISI, HAKIM, GURU, POLITIKUS, SEMUANYA BISA. TIDAK PERLU MELAKNAT TAPI BISA MENYURUH…
R3 : MAKSUDMU APA BISA MENYURUH?
G1 : SUDAHLAH, KALIAN BELUM SAMPAI KE SANA, TIDAK AKAN MENGERTI…
R3 : ASAL KALIAN TAHU SAJA, MENJADI ILMUWAN DAN GURU ITU BUKAN SEKEDAR MENGGUNAKAN OTOT DAN PIKIRAN, TAPI PAKAI HATI …HARUS CERDAS, SABAR, IKHLAS NAMUN TETAP TEGAS…
GURU : APA PUN CITA-CITA KALIAN YANG PENTING NIAT HARUS LURUS, USAHA DAN DOA HARUS SUNGGUH-SUNGGUH. SEKALI LAGI, APA PUN CITA-CITA KALIAN, TOLONG LURUSKAN NIAT KALIAN, SEBAB NIAT YANG SALAH TAK PERNAH MENGGUNAKAN CARA YANG BENAR. YANG PERLU KALIAN INGAT ADALAH TUGAS SEORANG KHALIFAH ADALAH MENGAJAK PADA KEBAIKAN BUKAN MELAKNAT KEBURUKAN.
(BERNYANYI BERSAMA)
NASKAH DRAMA
Judul : Ziarah Ke Makam dan Berpetualang Di Kebun Pala
Tokoh :
AINA
FAJAR
FARHAN
JAMAL
NISA
ONA
RADIAH
SURYA
UDIN
NARASI : Surya adalah Siswa yang malas belajar namun ingin mendapatkan nilai bagus dengan cara gaib, yakni ingin pergi ke makam Abah Dullah agar mendapatkan petunjuk menjawab soal-soal pada saat ujian maupun ulangan kenaikan kelas. Surya tidak ingin berpetualang sendiri, dalam berbagai kesempatan surya berusaha mempengaruhi teman-temannya agar ikut berpetualang ke makam demi memuaskan rasa penasaran. Akhirnya banyak teman Surya yang berhasil dipengaruhinya, sehingga mereka juga terlibat dalam petualangan yang berujung pada kejadian mistis. Petualangan Surya dan teman-teman akhirnya mendapat petunjuk gaib dari makam keramat tersebut, yakni sebuah petunjuk yang tak pernah terbayang dalam benak mereka : JIKA KALIAN INGIN LULUS UJIAN ATAU NAIK KELAS BUKA BUKU DAN BELAJAR
ADEGAN I
FAJAR : Surya, surya … kamu tidak pergi sekolah ?
SURYA : Aku malas sekolah, aku belum buat PR, aku tidak mau dihukum gara-gara tidak buat PR …
FAJAR : Hari ini kita UTS, kita ujian tengah semester, kamu harus sekolah…
SURYA : Sudahlah Jar, tidak usah kamu perdulikan aku… Kalau kamu mau sekolah ya udah kamu pergi saja…
NISA : Fajar…! Surya kamu tidak sekolah?
SURYA : Aku heran, kok kalian berdua mudah sekali jawab soal-soal ulangan, nilai kalian bagus-bagus…rahasianya apa sih , atau jangan-jangan kalian pergi ke makam Abah Dullah ya…?
NISA : Astagafirullah Surya, Itu perbuatan Sirik, …
SURYA : aku dengar sendiri dari aina, kalian pergi ke makam abah dullah sebelum UTS matematika dan biologi kemarin, maknya nilai kalian bagus, aku tahu kalian tidak ingin aku ke sana karena kalian tidak ingin tersaingi…
FAJAR : Surya, kemarin aku dan Nisa memang pergi ke makam Abah dullah, tapi kami hanya mencari bibit pala untuk tugas biologi…
SURYA : sudahlah Jar, aku sudah tahu, semua orang juga tahu , makam Abah Dullah itu keramat, di sana kita bisa minta apa saja, termasuk menjawab soal ujian dengan gampang. Kalian pasti tidak tahu kalo semasa hidupnya Abah Dullah adalah orang sakti, orang pintar, dia beristeri moro, hmm jangan-jangan kalian juga tidak tahu apa itu moro…Moro itu adalah…
NISA : ayo jar, kita ke sekolah nanti terlambat, kamu terlalu sering main game dan nonton senetron makanya kamu tidak punya waktu belajar…
SURYA : lihat saja, akan aku buktikan aku bisa naik kelas tanpa harus susah-susah belajar, tanpa baca buku,
ADEGAN II
SEDANG BERMAIN BOLA KAKI
SURYA : Radiah, aina… nanti kalau ibu guru Tanya, bilang kalau aku tidak masuk karena sakit,
RADIAH : sakit diare alias mencret hahhahahah… begitu maksudmu?
AINA : sakit bo-hong-an… pasti tidak buat PR, kamu pasti takut disuruh keliling lapangan…
RADIAH : Surya… sebaiknya kamu sekolah hari ini, kita UTS… apa kamu tidak malu kalau dapat surat panggilan lagi, kasihan orang tua kita, mereka sudah capek-capek kerja untuk biaya sekolah kita, masih harus sibuk ke sekolah gara-gara anaknya tidak ikut UTS,
SURYA : haduuh kalian, susah sekali diajak kompromi, ini perkara gampang jangan dibuat sulit, kalian tinggal bilang, surya sakit. Gampang kan.
AINA : wani piro…
SURYA : itu namanya suap… alias ko-rup-si
RADIAH : ah sudah, aina kita berangakat nanti terlamabat,…
SURYA : Tunggu… besok hari minggu, aku sudah ajak farhan dan yang lainya, naik gunung, kalian mau ikut, tapi tujuan utama kita adalah ziarah ke makam Abah Dullah. Kalian pasti sudah dengar kan. Kalau di makam Abah Dullah itu ada pohon pala yang buahnya tidak pernah di petik orang. Padahal buah pala yang ada di makam abah dulah itu semasa Abah Dulah masih hidup, sering di pakai untuk mengobati orang sakit. ..
AINA : tapi ada juga yang bilang, kalau niat kita jelek saat Ziarah, kita akan tersesat, kerasukan, jadi patung, terus ada juga yang pingsan sampai berhari-hari.
SURYA : ssssttt, tapi tujuan kita baik, kita ke makam, agar kita bisa naik kelas… orang-orang yang tersesat, kerasukan, jadi patung, dan pingsang sampai berhari-hari karena salah memakan buah pala. Tapi mereka akan sadar setelah ada yang menemukan pesan dari buah pala itu…
RADIAH : ah sudah… jangan dengarkan dia
SURYA : jangan lupa… kalau kalian mau naik kelas, kalian harus ikut, tapi ingat, jangan sampai orang tua kita tahu, ini misi rahasia

ADEGAN III
SURYA DAN TEMAN-TEMANNYA KAHIRNYA BERSEPAKAT PERGI KE MAKAM ABAH DULLAH, SESAMPAI DI MAKAM MEREKA LANGSUNG MEMAKAN BUAH PALA YANG ADA DI SOLOI
UDIN : Han, ini pasti buah pala yang dimaksud oleh Surya..
FARHAN : betul, masalahnya ada tiga jenis, kita tidak tahu mana yang mengandung pesan gaib
AINA : sebaiknya, kita jangan gegabah,
UDIN : halah … sok bijak kamu.
FARHAN : Aku punya ide, bagaimana kalau kita masing-masing memakan dari jenis yang berbeda…
AINA : tidak, aku belum nikah… aku tidak mau mati… huuhuuhuuh
UDIN : ah lebay, begini… kita harus mengikuti salah satu ide… kita ikut ide Farhan… atau kita memakan buah pala dari soloi yang sama…
AKHIRNYA MEREKA MEMAKAN BUAH PALA. FARHAN, UDIN, DAN AINA PINGSAN. TAK LAMA KEMUDIAN SURYA DAN TEMAN-TAMAN DATANG…
ONA : Surya, lihat… itu Aina, udin dan Farhan…
SURYA : Ona, kamu mau kemana…(sambil menarik tangan Ona)
ONA : Aku takut. Aku tidak mau di kutuk,teman-teman sebaiknya kita pulang….
JAMAL : Dasar penakut….
SURYA : Dengar, jika kalian tidak mau seperti mereka, kalian harus dengar aku…sekarang ambil buah pala itu… setelah itu kalian makan… ayo makan!
JAMAL : kamu kok tidak ikut makan?
Serentak : iya betul…
Surya : heh, kalian mau naik kelas tidak…
Serentak : ma ma u…
Surya : makanya kalian harus makan…. Cepat
TIBA-TIBA UDIN, FARHAN DAN AINA BERBICARA, NAMUN KEMBALI PINGSAN
UDIN : Surya, kamu tidak boleh berbuat curang…
FARHAN : Surya, kamu harus makan buah itu bersama teman-temanmu
AINA : Surya jika ingin mendapatkan petunjuk dan pulang dengan selamat. Kamu harus menjadi orang pertama yang makan buah pala itu .
ADEGAN IV
NISA, RADIAH DAN FAJAR TIBA DI KEBUN PALA
NISA : Lihat, itu mereka… Surya, Ona apa yang terjadi?
RADIAH : Hah, Aina pingsan (kaget)
FAJAR : Ini tidak masuk akal (sambil berpikir)
ONA : Saat kami ke sini mereka sudah pingsan
FAJAR : (memanggil Jamal)
JAMAL : Kita harus segera pergi dari tempat ini
RADIAH : Bagaimana dengan mereka?
NISA : Kita harus membawa mereka
ONA : Caranya?
SURYA : Tidak. tidak seorang pun yang pergi dari sini (mengancam). Kita harus mendapatkan pesan gaib itu!
JAMAL : (Jamal memukul Surya)
Serentak : Hentikan. Jamal, Surya, Stop…
FAJAR : Sudahlah Surya, tidak ada pesan gaib itu. Jika kita ingin Lulus ujian atu naik kelas, kuncinya Cuma satu, buka buka dan belajar. Hanya dengan belajar dan baca bukulah kita naik kelas.(dengan nada tegas)
SURYA : Aku tidak Mau pulang. Sebelum…
JAMAL : Ah, (hendak memukul surya, Radiah dan Nisa menahannya)
ONA : Surya, Benar kata Fajar. Pesan gaib itu tidak ada, kita harus giat belajar, baca buku jika ingin naik kelas.
RADIAH : Benar Surya, kami semua akan membantumu, kita akan buat kelompok belajar, kita yakin kamu pasti bisa naik kelas.
AKHIRNYA MEREKA BERSEPAKAT MENGGOTONG TEMAN-TEMAN MEREKA YANG PINGSAN DAN DI BAWA PULANG. NAMUN MEREKA TERLIHAT SANGAT KESUSAHAN MENGANGKATNYA. RADIAH MENGELUH TERUS MENERUS.
RADIAH : Ya Allah berat sekali…
ONA : Abah Dullah, nenek moro, tolong kami, bebaskan kami dari kutukan ini.
NISA : Astagafillrah Ona, itu perbautan sirik…kita tidak boleh memohon selain dari Allah
ONA : Jadi, kita harus bagaimana?
NISA : (Tiba-tiba Nisa berdoa, suasana pun menjadi mengharukan), Ya Allah ampunilah dosa-dosa kami, sadarkanlah Udin Aina dan Farhan.Ya Allah Selamatkanlah kami dari Makam keramat dan kutukan kebun pala ini, ( doa belajar, doa untuk orang tua dan doa hendak makan)
SAAT MENDENGAR DOA YANG DIBACAKAN NISA, TEMAN-TEMANNYA SALING BERPANDANGAN. SEMENTARA ITU, AINA, UDIN, DAN FARHAN TIDAK DAPAT MENAHAN TAWA MEREKA. KETIGANYA BANGUN DAN TERTAWA SANGAT KERAS. NAMUN NISA DAN TEMAN-TEMANYA JUSTERU KETAKUTAN.
RADIAH : Nisa… ini pasti gara-gara kamu salah baca doa,
AINA, UDIN DAN FARHAN : (Serentak) jika ingin lulus ujian atau naik kelas, buka buku dan belajar ( kembali tertawa, berlari, berkejaran, suasana haru berubah jadi riang)

SELESAI










JUDUL :TARIAN CAPUNG
TOKOH :--Ans, sebagai anak kecil yang suka bermain dengan capung
--Tessar , sebagai pesawat yang akhirnya meledak
--Enos , Sebagai Capung
--Wiwik, sebagai capung
--Siba, sebagai anak kecil yang hidup di Era Modern , memainkan pesawat dengan remot

Opening Scene : opening scene ini menggambarkan sebuah taman yang ditumbuhi bunga-bunga dan rumput hijau dengan capung terbang, yang sesekali hinggap.
Narasi :
Ans adalah anak kecil dari desa yang senang menangkap capung untuk dijadikan mainan. Saat Ans bermain di taman dua capung terbang mengitari Ans . Capung terus menari, sampai akhirnya datang anak yang lain bernama Siba, memainkan pesawat mainan dengan menggunakan remot. Tak lama kemudian pesawat menabrak tembok dan meledak. Siba menagis. Ans membujuknya untuk berman bersma menangkap capung.
Close Scene :
Akhirnya Siba dan Ans melupakan pesawatnya yang meledak dan bermain bersama capung-capung.



ADEGAN I
Ans masuk dari sisi kanan panggung dengan membawa alat penangkap capung. Wajahnya sangat serius, dan nampak tergesa-gesa sambil memukul alat ke lantai. ( diringi dengan petikan gitar, harmonika dan lagu capung --- Pong pang kelinti capong . Umbak anak tengari Desa)
ADEGAN II
Wiwik masuk dari kiri dan Enos dari sisi kanan Panggung. (masuk bersamaan) menari bergaya capung. Terbang. Berputar-putar mengitari taman. ( diringi dengan petikan gitar, harmonika dan lagu capung --- Pong pang kelinti capong . Umbak anak tengari Desa)
ADEGAN III
Ans menatap capung , kemudian mengejar hendak menangkap. (diringi dengan petikan gitar, harmonika dan lagu capung: Pong pang kelinti capong . Umbak anak tengari Desa)
ADEGAN IV
Tessar masuk sebagai pesawat, suaranya meraung-raung, menarik perhatian Ans, yang kemudian meninggalkan capung dan memilih mengejar pesawat yang dimainkan oleh Siba. Ia terus menekan remot pesawat sambil mulutnya membunyikan raungan pesawat. Sementara capung berhenti terbang dan berdiam di taman karena Ans tak lagi mengajaknya bermain.(Diringi dengan suara pesawat yang meraung-raung dan musik kawat yang terdengar seperti suara angin)
ADEGAN V
Pesawat yang tadi berputar-putar tiba-tiba menabrak tembok dan meledak. Siba menagis karena pesawatnya meledak. Akhirnya Ans mengajak Siba Bermain Bersama Capung. Menari dan memutari taman. ( lagu capung kembali dinyanyikan)












SKENARIO
By Wiwik Sriwiningsih


JUDUL : PELAYANAN PAJAK DARI RAKYAT OLEH RAKYAT UNTUK RAKYAT
TOKOH:
YONO, pegawai KPP Jakarta yang di mutasi ke KPP Ternate
HANAFI, Salah seorang warga Ternate (wajib pajak), yang di kenal Yono di Bandara Sultan Babullah Ternate
VANO, HASAN, UDIN, ABU, Sopir di Bandara Baabullah
JAINAB, RAHMA, SAFRI,WANDI, DAN FARHAN, Para wajib pajak yang pernah berdialog dengan Hanafi.
Open Scene :
Open Scene ini menggambarkan profil kota Ternate: Gunung Gamalama, Panorama, Laut, rumah penduduk, aktivitas masyarakat dengan segala profesinya (PNS/TNI/POLRI sedang beraktifitas/pergi ke kantor, petani sedang panen cengkih/pala, nelayan dengan hasil tangkapannya, pedagang kaki lima di pasar Gamalama), Kantor pajak kotaTernate, , KP2PK Kepulauan Sula, KP2KP Bacan, KP2KP Tidore Kepulauan dan KP2KP Kota Tidore.

Skenario :
Yono (40) adalah pegawai KPP Jakarta yang di mutasi ke KPP Ternate. Saat tiba di Bandara Sultan Babullah Ternate pada Hari minggu, pukul pukul 11.00 WIT, wajah Yono kelihatan sangat lelah. Sudah dua hari Yono tidak tidur karena terus memikiran kondisi tempat kerjanya yang baru, yakni KPP di Kota Ternate. Dalam benak Yono kota Ternate adalah daerah yang masih sepi dan jauh dari Keramaian. Namun setelah bertemu Hanafi (35), di Bandara Babullah, presepsi Yono tentang Ternate mulai berubah.
Pertemuan Yono dengan Hanafi berawal dari keteledoran Yono, ketika mengambil koper miliknya di antrian bagasi. Saat itu, pikiran Yono sangat galau, karena memikirkan hari-hari yang akan ia jalani selama tinggal di Ternate, memikirkan Keluarga, adaptasi dengan lingkungan, masyarakat, dan tempat kerja baru. Semua itu terus berkecamuk dalam benak Yono, sehingga koper miliknya yang bernomor 264 tertukar dengan nomor 246 yang ternyata milik Hanafi. Demikian pula dengan Hanafi, ia juga kurang teliti, Hanafi hanya menatap koper merek Polo, sekilas melihat nomor bagasi kemudian langsung membawanya. Hanafi terlihat tergesa-gesa setelah menerima telepon, secara tak sengaja Hanafi bersenggolan dengan Yono. Seketika itu pula Hanafi berucap minta maaf pada Yono, namun Yono hanya menanggapi dengan senyum dan wajah yang masih kelihatan galau dan lelah.
Tanpa sadar Yono menatap Hanafi yang masih berjejal dengan kerumunan orang, Bawaan Hanafi cukup banyak hampir sebanyak dengan bawaannya, namun dari sekian bawaan hanafi, pandangan mataYono nampak tersita oleh koper yang dibawa Hanafi. Seketika itu pula Yono mengecek nomor bagasi koper miliknya dan nomor bagasi pada bording pass yang masih di tangannya. Tak menunggu lama ia langsung mengejar sambil berteriak …pak….pak… namun Hanafi tak mendengarnya. Kini Hanafi sudah tidak kelihatan lagi. Yono terus mencari-cari dengan wajah panik. Setelah sekian menit mencari Hanafi tidak ketemua, ia duduk dengan wajah lesu. Berkali-kali ia menolak jasa angkutan umum yang ditawarkan para sopir di bandara, kemudian ia menatap salah seorang petugas Bandara, dalam benaknya, sebaiknya ia meminta bantuan petugas bandara untuk mengecek kopernya yang tertukar.
Saat Yono berdiri hendak menemui petugas Bandara, seorang Sopir kembali menawarkan jasanya. Belum sempat Yono menjawab permintaan sopir tersebut, salah seorang menghampiri sopir yang tengah bersamanya sambil berujar ‘’Bos cepat, masih lama tarada?’’Saat mendapati orang yang menegur sopir tadi adalah Hanafi, hati Yono girang bukan main. Tak menyia-nyiakan kesempatan, Yono langsung mengungkapkan perihal tasnya yang tertukar dengan tas Hanafi. Setelah bercakap-cakap cukup lama akhirnya Hanfi dan Yono naik angkutan yang sama. Dalam Perjalanan, Hanafi dan Yono berbagi cerita, Yono mengetahui banyak hal tentang Ternate, sekaligus KPP Ternate dari Hanafi.
Rasa ingin tahu Yono mengenai citra KPP Ternate di mata wajib pajak tak sebatas pada Hanafi saja, namun ia ingin tahu lebih banyak dari masyarakat yang lebih luas. Hampir pada setiap kesempatan , seperti, pasar, jalan, di dalam angkutan/kendaraan umum, Rumah sakit, bahkan ke sampai pada KP2KP yang ada di wilayah lain: Kepulauan Sula, Kep Bacan, Tidore kepulauan, kota Tidore dan Ternate. Saat datang ke lima wilayah tersebut keyakinan Yono bertambah, sebab Yono juga bertemu dengan para wajib pajak yang memiliki pemahaman yang cukup baik tentang pajak. Namun dalam perjalanan, Yono tidak hanya sekeder bertanya pada masayarakat/wajib Pajak, namun juga memberi pemahaman pada masayarakat yang ingin mengetahui tentang pajak.
Close Scene :
Akhirnya Yono, memiliki pengetahuan tentang Ternate dan KPP ternate yang cukup, dari para wajib pajak yang ada di Ternate. Kebaikan dan keramahan serta pengtahuan Masyarakat membuat Yono, bangga menjadi orang Indonesia yang bekerja di KPP Ternate.
CUT TO:
Scene I
Yono baru turun dari pesawat Lion Air dengan wajah lelah dan galau, ia berjalan menuju ruang penitipan. Sebuah tas ransel warna hitam di punggunya nampak berat. Tangan kanannya menenteng sebuah tas yang berisi Laptop. Sorang pria berjalan beririgan dengan Yono sambil menelpon seseorang.
CUT TO:
Scene II
Ruang antrian pengambilan barang sesak oleh orang-orang yang mengantri hendak mengambil barang-barang mereka. Yono berdiri tidak jauh dari Hanafi. Keduanya sedang menunggu barang-barang mereka. Hanafi lebih dulu mendapatkan kopernya yang bernomor 246. Sementara Yono menunggu kopernya yang bernomor 264. Saat Hanafi Hendak berjalan keluar dari Ruangan, secara tak sengaja ia menyenggol Bahu Yono, seketika itu pula Hanfi berucap maaf pada Yono. Namun Yono hanya menanggapi dengan senyum ramah. Meski agak kurang respon dengan permintaan maaf Hanafi, tanpa disadari Yono memperhatikan Hanafi dan segala yang dibawanya. Sesaat kemudian wajah Yono tertuju pada koper yang di bawa oleh Hanafi, sebuah koper yang sangat mirip dengan koper miliknya. Yono mengecek kembali nomor bagasi yang masih terttera pada Rosleting koper miliknya sambil mencocokan nomor tersebut dengan nomor yag masih tertempel pada bording Pass yang masih dipegangnya. Yono terkejut mendapati koper yang ia ambil bukan miliknya, serta merta ia langsung mengejar Hanafi sambil berteriak Pak…pak…pak. Hanfi sudah tak kelihatan lagi
CUT TO:
Scene III

Ruang tunggu sekaligus ruang jemput Bandara Babullah sangat ramai, hal itu membuat Yono kesulitan dan nyaris putus asa mencari sosok lelaki yang tak dikenalinya kecuali wajah dan baju yang dikenakan Hanafi. Cukup lama mata Yono mencari sosok Hanfi, yang diyakini sebagai seseorang yang kopernya tertukar dengan miliknya. Dalam keadaan panik tersebut, Yono berkali-kali ditawari jasa angkutan umum oleh para sopir di banadara, namun Yono menolak dengan halus, meski dalam hatinya sangat sebal. Setelah sekian menit Yono mencari-cari Hanafi tidak ketemu, akhirnya ia duduk di salah satu kursi di ruang tungggu dengan wajah putus asa. Dalam hati Yono, mungkin ada baiknya jika dia bertanya atau minta bantuan petugas bandara agar tasnya kembali pada. Baru saja ia hendak berdiri dan menemui salah satu petugas bandara yang dari tadi ditatapnya, seorang jasa anggkutan menghampiri Yono, menawarkan jasa angkutan. Belum sempat Yono mengungkapkan penolakan kepada sang penawar jasa, seseorang menghampiri penawar jasa anggkutan yang tengah bersama Yono. Ternyata orang tersebut adalah Hanafi. Hati Yono Girang Bukan Main. Tak menunggu waktu lama Yono langsung menyampaikan perihal tasnya yang tertukar beberapa waktu lalu.
CUT TO:
Scene IV
Hanafi dan Yono akhirnya naik angkutan yang sama, karena Yono belum punya kenalan dan dan tidak punya keluarga di Ternate, Hanafi menawarkan, untuk sementara Yono Tinggal di rumahnya sambil mencari tempat tinggal Yono yang baru. Sepanjang perjalanan, keduanya terlihat sangat akrab, berbagi cerita. Dalam perjalanan itulah akhirnya Yono Tahu Hanafi merupakan salah seorang wajib pajak Ternate yang sangat taat. Semakin Hanafi bercerita, Yono semakin bersemangat mendengar cerita Hanafi tentang Ternate dan KPP Ternate yang merupakan tempat kerja Yono Yang Baru, dalam hati Yono bersyukur karena telah dipertemukan dengan Hanfi, wajib pajak yang baik dan penuh amanat. Hanafi berkisah pada Yono, tentang keadaan KPP Ternate, KP2KP Sula, KP2KP Bacan, KP2KP Tidore Kepulauan, dan KP2P Kota Tidore dalam hal Pelayanan pajak, juga Workshop dan Sosialisasi yang digelar oleh Direktorat Jenderal Pajak dan sejumlah kegiatan lain, seperti sosialisai tentang pajak kepada masayarakt serta meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap pajak yang berimbas pada taatnya masayarakat terhadap pajak sehingga Ternate dapat membangun vasilitas pendidikan kesehatan da sebagainya.
CUT TO:

Scene V
Yono tiba di kepulauan Sula, hal pertama yang dilakukan Yono adalah bercakap-cakap dengan beberapa orang yang terkait pelayanan pajak. Sejumlah wajib pajak sangat antusias saat membicarakan pajak dan namun saat bertemu dengan wajib pajak yang kurang paham, Yono pun dengan senang hati menjelaskan pada mereka. Begitu pula saat bertemu wajib pajak di Bacan, Tikep dan Kota Tidore.
CUT TO:
Scene VI
Yono duduk di ruang kerjannya. Wajahnya sangat bahagia, matanya menyapu seluruh dinding yang ada di ruang kerjanya. Mata yono menatap patung burung garuda, pancasila, foto presiden dan wakil presiden, peta pulau Ternate, dengan hati banga dan bahagia. Dalam hatinya berulangkali berucap syukur, dirinya dapat beradaptasi dengan masyarakat dan lingkungan kerja dengan baik.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar